Arah Politik Berubah, DPR Hanya Pikirkan Kekayaan
Stefanus Yugo Hindarto - Okezone
(Foto: Misbahol/okz)
JAKARTA - Ukuran keberhasilan seorang anggota DPR, saat ini sudah berubah. Keberhasilan hanya dilihat berdasarkan uang. Tak heran jika politisi di Gedung DPR berlomba-lomba memamerkan kekayaan dengan menggunakan mobil mewah.
Perilaku bermewah-mewahan itu tak lepas dari perubahan nilai berpolitik di era reformasi. “Arah politik sudah mengalami perubahan. value atau filosofi kita berpolitik sudah jauh dan ini problem sangat serius dan mendasar,” kata aktivis Petisi 28, Haris Rusli Moty kepada okezone.
Dijelaskannya, politik pada tahun 1945 dilihat sebagai seni sebagai cara untuk memperjuangkan kepentingan bangsa, di era reformasi politik di distorsi menjadi seni menipu orang, seni memperkaya diri sendiri, distorsinya jauhnya sekali.
Definisi partai politik juga berbeda. Zaman dulu ketika Soekarno membangun Partai Nasionalis Indonesia (PNI) bertujuan sebagai alat untuk mengusir penjajah, alat untuk membangun kemakmuran rakyat. Namun di era reformasi, partai politik menjadi alat untuk menipu rakyat, alat untuk memperkaya diri sendiri.
Perilaku bermewah-mewahan itu tak lepas dari perubahan nilai berpolitik di era reformasi. “Arah politik sudah mengalami perubahan. value atau filosofi kita berpolitik sudah jauh dan ini problem sangat serius dan mendasar,” kata aktivis Petisi 28, Haris Rusli Moty kepada okezone.
Dijelaskannya, politik pada tahun 1945 dilihat sebagai seni sebagai cara untuk memperjuangkan kepentingan bangsa, di era reformasi politik di distorsi menjadi seni menipu orang, seni memperkaya diri sendiri, distorsinya jauhnya sekali.
Definisi partai politik juga berbeda. Zaman dulu ketika Soekarno membangun Partai Nasionalis Indonesia (PNI) bertujuan sebagai alat untuk mengusir penjajah, alat untuk membangun kemakmuran rakyat. Namun di era reformasi, partai politik menjadi alat untuk menipu rakyat, alat untuk memperkaya diri sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar